Saturday, February 21, 2015

Buah-Buahan Indonesia yang Telah Langka

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia sebetulnya sangat cocok sebagai penghasil buah-buah tropis yang jumlahnya sangat banyak. Ironisnya, produksi buah di Indonesia pun tak sanggup memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga Indonesia juga harus mengimpor buah-buahan dari negara tetangga.

Lebih ironis lagi adalah keberadaan tanaman buah asli Indonesia yang beberapa diantaranya sudah mulai langka, atau berpotensi punah, seperti dibawah ini




Kawista
Di Indonesia, Kawista tergolong sebagai buah eksotik dengan bentuk bulat, warnanya putih sedikit coklat kehijauan. Buah yang berasal dari India ini mirip sekali dengan bola batu dan saat sudah masak, aromanya sungguh wangi menggoda. Di Rembang dan sekitarnya, populasi Kawista masih cukup banyak. Di sana buah ini menjadi bahan dasar sirup kawista. Di beberapa daerah di Jawa biasa disebut sebagai Kawis, sedangkan di Bali pohon ini dinamakan Kusta.




Maja
Maja (Aegle marmelos (L.) Correa, famili jeruk-jerukan atau Rutaceae) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan lingkungan keras tetapi mudah luruh daunnya dan berasal dari daerah Asia tropika dan subtropika. Tanaman ini biasanya dibudidayakan di pekarangan tanpa perawatan dan dipanen buahnya. Maja masih berkerabat dekat dengan kawista. Di Bali dikenal sebagai bila. Di Pulau Jawa, maja sering kali dipertukarkan dengan berenuk, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda.

Warna kulit luar buah maja berwarna hijau tetapi isinya berwarna kuning atau jingga. Aroma buahnya harum dan cairannya manis, bertentangan dengan anggapan orang bahwa rasa buah maja adalah pahit. Sebagaimana jeruk, buah maja dapat diolah menjadi serbat, selai, sirop, atau nektar. Kulitnya dibuat marmalade.

Maja terlibat dalam mitos mengenai asal nama kerajaan Majapahit, suatu imperium yang membentang di Nusantara dari abad XIII-XV. Konon, Raden Wijaya, sang pendiri kerajaan, menerima sebidang tanah di daerah Tarik (Terik atau Trik; lokasi tepatnya sekarang masih diperdebatkan). Sewaktu membangun daerah itu, ada pekerjanya yang memakan buah maja. Kebetulan yang dimakan adalah buah yang berasa pahit. Oleh sebab itu daerah tersebut kemudian dinamakan "Majapahit" atau "Wilwatikta"




Mundu
Mundu (Garcinia dulcis) merupakan tanaman buah yang bertajuk rimbun dengan tinggi pohon mencapai 10 -13 m. Tanaman ini merupakan asli Indonesia dan banyak terdapat di Jawa dan Kalimantan. Di Kalimantan, Mundu dikenal dengan nama baros dan jawura. Entah karena kebutuhan atau karena buah ini juga terdapat di Jawa Barat, nama buah ini juga dijadikan nama tempat, seperti Cijawura di Bandung, Baros di Cimahi, Kampung Mundu di Ciamis dan Kecamatan Mundu di Cirebon.




Rukem
Rukem (Flacourtia rukam) adalah nama pohon penghasil buah yang juga merupakan tanaman asli Indonesia. Keberadaan Rukem mulai langka karena pohon ini ditanam sebagai tanaman pekarangan, bukan tanaman budidaya buah komersial. Buah ini unik, untuk memakannya, buah harus dipijit-pijit dulu untuk menghilangkan rasa sepat. Buah rukem dapat pula dijadikan rujak dan asinan, atau dicampur gula dijadikan selai. Buah yang masih muda dapat digunakan sebagai ramuan obat tradisional yang berkhasiat untuk mengobati diare dan disentri.




Matoa
Matoa (Pometia pinnata) memiliki tajuk rindang dengan akar yang kuat dan tinggi tanaman rata-rata18 m. Buah Matoa adalah buah khas asli Papua. Umumnya berbuah sekali setahun. Berbunga pada bulan Juli – Oktober dan berbuah 3 – 4 bulan kemudian. Penyebaran buah Matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1.200 m dpl. Rasa buahnya sangat manis, dan mirip perpaduan rasa leci, rambutan, dan lengkeng.




Kepel
Kepel (Stelechocarpus burahol) adalah pohon buah yang menjadi flora identitas DI Yogyakarta. Dulunya, Kepel digemari puteri keraton-keraton di Jawa, karena dipercaya menyebabkan keringat beraroma wangi dan membuat air seni tidak berbau tajam. Buah Kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat kecantikan dan menjadi deodoran bagi putri keraton zaman dulu. Di lingkungan keraton Jawa, Kepel memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik. Namun,karena lebih banyak ditanam di lingkungan keraton, buah ini pun menjadi langka. Tak banyak orang mengenalnya. Padahal buah ini manis rasanya dan wanginya khas.




Bisbul
Bisbul (Diospyros philippensis) dikenal juga sebagai Velvet Apple (Inggris) atau Buah Mentega. Walau bukan asli Indonesia, pohon buah ini ditemukan di Bogor, Jawa Barat sebagai tanaman pekarangan. Bisbul sudah cukup lama dikenal dan banyak tumbuh di Bogor. Sudah lebih dari seratus tahun tumbuh di Bogor Selatan. Masyarakat setempat termasuk pedagang buah, sudah menganggap buah ini sebagai buah khas dari daerah Bogor.

Buah Bisbul ternyata masih satu famili dengan buah Kesemek, namun yang membedakannya adalah Bisbul biasanya tumbuh di daerah rendah dan berhawa panas. Sedangkan Kesemek tumbuh di daerah dataran tinggi yang berhawa sejuk. Satu lagi ciri yang membedakannya adalah buah Kesemek dikenal dengan buah berbedak,sementara Bisbul memiliki bulu-bulu halus pada kulit buahnya.




Menteng
Popularitas buah Menteng tak seharum kawasan mewah Menteng di Jakarta. Padahal Menteng (Baccaurea dulcis) merupakan buah asli Indonesia. Menteng termasuk dalam marga Baccaurea yang umumnya berbentuk pohon atau perdu. Menteng mempunyai keunggulan karena berbuah sangat lebat dengan musim berbunga dan berbuah berlangsung setiap tahun. Musim buah biasanya mulai Januari – Maret.

Buah Menteng bentuknya sangat mirip dengan buah duku.Buah Menteng memiliki warna kulit yang hijau kekuningan atau kemerahan. Daging buah Menteng berwarna putih,ada pula yang berwarna merah.Rasa buah Menteng itu asam bercampur manis. Biji buah Menteng cukup besar, dengan daging buah tidak banyak. Buah menteng dapat langsung dimakan atau diolah menjadi asinan, sirup atau minuman lainnya.




Kemang
Nama latin dari Kemang adalah Mangifera caesia. Buah Kemang mempunyai nama lain yaitu palong ( Kalimantan Timur ) . Buah Kemang merupakan buah yang sejenis dengan buah mangga. Bila buah Kemang telah masak, warnanya akan kuning kecokelat-cokelatan. Buah Kemang mempunyai daging buah berwarna kuning serta banyak mengandung air. Rasa buah Kemang pun asam dan manis. Buah Kemang mempunyai bau yang khas. Buah Kemang bisa dikonsumsi langsung atau dimakan sebagai campuran rujak, atau bisa dibuat sari buah, campuran es buah, atau bahan pembuat sirup. Daun buah kemang yang masih muda dapat dimakan untuk lalapan di wilayah Jawa Barat.




Gandaria
Nama latin dari buah Gandaria adalah Bouea macrophylla. Nama lainnya adalah jatake. Buah gandaria saat muda berwarna hijau, namun apabila matang akan berwarna kuning atau orange. Buah gandaria mempunyai ukuran sebesar bola bekel serta memiliki biji berwarna ungu muda. Buah Gandaria memiliki rasa asam manis. Buah Gandaria dapat dimakan sebagai rujak, manisan ataupun campuran sambal. Daun buah Gandaria bisa dimakan sebagai lalapan.




Buni
Buni (Antidesma bunius L.) merupakan pohon yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 15-30 m. Batang utama bercabang banyak sehingga membentuk tajuk yang rindang. Daun merupakan daun tunggal, berwarna hijau gelap, duduk berselang-seling, panjang 10-22,5 cm, lebar 5-7,5 cm. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam tandan, berbau menyengat, berwarna mula-mula hijau terang dan menjadi kemerah-merahan pada saat mekar, bunga jantan dan bunga betina terletak pada pohon yang berlainan (berumah dua). Bunga betina berukuran lebih besar daripada ukuran bunga jantan, panjang 7,5-20 cm.

Buah tersusun dalam tandan, berbentuk bulat atau bulat telur, bergaris tengah sekitar 3 cm, berwarna hijau pada saat masih muda dan menjadi merah tua sampai kekuningan pada saat masak, berasa sangat masam ketika muda, tetapi menjadi manis ketika sudah masak. Di Indonesia, tanaman ini berbunga pada bulan September dan Oktober, dan buah akan matang pada bulan Februari dan Maret. Buah buni digunakan untuk rujak, atau campuran minuman buah-buahan. Alkaloid yang dihasilkan digunakan untuk campuran obat. Daun muda dikonsumsi untuk lalapan.




Gowok
Di Jogja ada terdapat nama kawasan bernama gowok. Namun sedikit yang tahu bahwa Gowok atau Kupa merupakan nama salah satu tanaman buah yang dahulu kerap dikonsumsi dan diperdagangkan.

Gowok atau Kupa yang merupakan tanaman dari suku Myrtaceae (jambu-jambuan) ini mempunyai beberapa sebutan lokal di setiap daerah. diantaranya adalah gohok, kepa (Betawi), kupa, kupa beunyeur (Sunda), gowok, gowak, kupa, dompyong (Jawa), dan kaliasem (Bali).

Gowok (Syzygium polycephalum) masih berkerabat dekat dengan Jamblang (Syzygium cumini) dan Jambu Semarang (Syzygium samarangense). Pohonnya mempunyai tinggi antara 8-20 meter dengan garis tengah batang bagian bawah mencapai 50 cm. Daun tunggal berbentuk lonjong dengan panjang daun sekitar 17 – 25 cm dan lebar sekitar 6 – 7 cm. Perbungaan berbentuk malai dengan mahkota bunga berwarna putih dan benang sari banyak.


Buah Gowok buni, dengan bentuk bulat agak gepeng. Ukuran buah kecil dengan diameter sekitar 2 – 3 cm. Buah menggerombol dengan kelopak tetap menempel di bagian ujungnya. Warna buah Gowok ungu gelap dan mengkilat. Buah Gowok memiliki daging buah berwarna putih atau merah keunguan. Dagingnya banyak mengandung sari buah yang berasa masam atau asam manis agak sepat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk gepeng dengan kulit putih atau merah ungu.

Tanaman Gowok (Syzygium polycephalum) diyakini merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara, termasuk di Indonesia yang tersebar secara alami di pulau Jawa dan Kalimantan. Tumbuh liar di hutan-hutan sekunder, pada ketinggian 200-1800 m dpl. Selain itu, gowok juga ditanam sebagai tanaman pekarangan.

Pemanfaatan Gowok yang paling umum adalah untuk diambil buahnya. Buah Gowok dapat dimakan segar, sebagai bahan rujak, atau bahan pembuatan sirup. Pada tahun 1980 hingga awal 1990, buah gowok masih sering dijumpai dijual di pasar-pasar tradisional di Jawa. Namun seiring dengan serangan buah impor dan buah lokal yang lebih bernilai ekonomis, buah gowok semakin terlupa dan tersisihkan. Kini buah ini sudah sangat jarang ditemukan.




BONUS


Hala Fruit
Meskipun bukan asli Indonesia, namun buah yang terlihat seperti penampang bumi ini dapat ditemukan di Indonesia, beberapa bagian Australia dan Kepulauan Pasifik. Buah Hala dari tanaman Pandanus tectorius (pandan laut) rasanya manis. Buahnya bisa dimakan mentah atau dimasak dan merupakan sumber utama makanan di Mikronesia, terutama di atol-atol. Buah ini juga merupakan salah satu makanan tradisional Maladewa.


Baca Juga:








Dari berbagai sumber termasuk efarming.info

Popular Posts